<$BlogRSDUrl$>

jika biaya pendidikan murah-meriah, so tidak perlu diajak, pasti semua sekolah !

Wednesday, November 05, 2003

SAMBUTAN PRESIDEN
PADA SAAT PELUNCURAN LINK 'AYO SEKOLAH'
PADA SITUS RESMI ARIEGATO
ISTANA NEGARA, 5 NOVEMBER 2003


Saudara-saudara;

Saya menaruh perhatian pada Link 'Ayo Sekolah' di situs resmi Ariegato yang saudara-saudara selenggarakan sekarang ini. Dalam menyongsong abad 21 yang tinggal 3 tahun dari sekarang, bangsa kita menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu diantaranya adalah peningkatan mutu sumber daya manusia.

Jumlah penduduk kita terus bertambah meskipun program keluarga berencana yang kita selenggarakan menunjukkan hasil yang membesarkan hati. Sementara itu cadangan sumber daya manusia alam akan berkurang dari tahun ke tahun, khususnya yang tidak dapat diperbaharui. Dalam situasi yang demikian itu, tidak ada pilihan bagi kita kecuali harus meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Generasi bangsa kita di masa akan datang harus menjadi generasi yang bermutu, generasi unggul yang setara dengan generasi muda bangsa-bangsa lain yang telah lebih maju. Keunggulan generasi yang akan datang itu sangat ditentukan oleh mutu pendidikan yang kita berikan sekarang.

Dalam pada itu, Undang-Undang Dasar mengamanatkan bahwa salah satu tugas besar yang harus kita lakukan bersama dalam alam Indonesia Merdeka adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pencerdasan kehidupan bangsa inilah kita berusaha untuk meningkatkan kualitas, harkat dan martabat kita sebagai bangsa. Undang-Undang Dasar juga mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

Saudara-saudara;

Sejak semula pembangunan kita harus berusaha untuk memeratakan dan memperluas kesempatan belajar dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan bagi rakyat kita. Hasilnya sekarang telah mulai kita rasakan bersama. Kesempatan belajar yang makin merata ini didukung pula oleh pembinaan kebudayaan nasional. Semuanya itu merupakan landasan yang penting untuk memacu pembangunan di masa yang akan datang.

Sesungguhnya, kemajuan dalam bidang pendidikan itu merupakan salah satu prestasi besar kita dalam pembangunan lahir batin yang sedang giat-giatnya kita laksanakan bersama.

Keberhasilan pembangunan tadi perlu terus kita tingkatkan dalam rangka membentuk kualitas sumber daya manusia sebagai kekuatan pokok pembangunan. Pengalaman bangsa-bangsa yang berhasil membangun juga menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan mereka antara lain disebabkan oleh kebijaksanaan pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai jenis keterampilan.

Sangatlah jelas bahwa keberhasilan pembangunan pendidikan selama PJP I telah meningkatkan kemampuan bangsa kita dalam melanjutkan pembangunan.

Namun, kita menyadari bahwa kita masih menghadapi tantangan yang besar dan makin rumit dalam dunia yang terus bergerak maju dan penuh persaingan sekarang ini.

Dalam dunia yang makin terbuka, kita hanya akan diperhitungkan jika unggul dalam penguasaan berbagai jenis keterampilan, keahlian, profesional serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kita akan dapat menggerakkan sektor-sektor industri secara lebih efisien dan produktif serta mampu bersaing di pasar dunia.

Kita menyadari bahwa kesiapan Indonesia dalam memasuki zaman ekonomi terbuka dan persaingan bebas pada awal abad ke-21 yang akan datang akan sangat produktivitas nasional. Dan peningkatan produktivitas hanya mungkin terwujud jika sumber daya manusia kita profesional dan menguasai keterampilan, keahlian serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang makin beragam.

Tandangan yang makin besar di masa akan depan hanya dapat kita atasi dengan terus menerus membangun sistem pendidikan dan kebudayaan nasional secara berkelanjutan. Karena itu, sistem Pendidikan Nasional dan Kebudayaan harus terus dibina dan dikembangkan, sehingga mampu meningkatkan keunggulan bangsa kita di tengah-tengah persaingan yang terus bertambah ketat.

Untuk itu kita harus mengambil sejumlah langkah penting.

Pertama, mempercepat pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun sehingga dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang sudah selesai. Dengan selesainya program wajib belajar itu, kekuatan kita dalam membangun masyarakat industri akan dapat kita tingkatkan.

Kedua, pengembangan pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi profesional agar disesuaikan dengan keperluan tenaga kerja terampil dan profesional pada berbagai sektor pembangunan.

Ketiga, dalam rangka peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus diperkuat pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mutlak kita perlukan untuk mencapai keunggulan bangsa di era industrialisasi.

Saudara-saudara;

Hal lain yang perlu kita perhatikan secara sungguh-sungguh adalah pengelolaan pendidikan dan kebudayaan. Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ini, paling tidak saya melihat dua hal penting yang perlu mendapat perhatian.

Yang pertama adalah peningkatan metoda dan cara kerja seluruh jajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yang kedua adalah peningkatan kemampuan aparat di daerah dalam pengelolaan dan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan pendidikan di daerahnya masing-masing.

Dengan kesempatan belajar yang makin luas, makin banyaknya tenaga terampil dan profesional di berbagai bidang serta bertambah besarnya kemampuan bangsa kita dalam menguasai ilmu pengetahuan dan tekologi, maka berarti makin siap kita memasuki era industri dan persaingan global. Semuanya itu berpangkal pada kesanggupan kita dalam mengelola pembangunan pendidikan dan kebudayaan secara efisian dan profesional.

Demikianlah beberapa hal yang ingin saya tambahkan kepada Saudara-saudara semua dalam mengikuti rapat kerja ini. Harapan saya mudah-mudahan rapat kerja ini memberi manfaat begi kehidupan pembangunan pendidikan dan kebudayaan bangsa kita.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Terima kasih

Wednesday, October 22, 2003

SAMBUTAN PRESIDEN RI
PADA PELUNCURAN LINK 'AYO SEKOLAH'
DI SITUS RESMI ARIEGATO


Saudara-saudara;

Saya menaruh perhatian pada link 'Ayo Sekolah' di situs resmi Ariegato yang saudara-saudara selenggarakan sekarang ini. Dalam menyongsong abad 21 yang tinggal 3 tahun dari sekarang, bangsa kita menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu diantaranya adalah peningkatan mutu sumber daya manusia.

Jumlah penduduk kita terus bertambah meskipun program keluarga berencana yang kita selenggarakan menunjukkan hasil yang membesarkan hati. Sementara itu cadangan sumber daya manusia alam akan berkurang dari tahun ke tahun, khususnya yang tidak dapat diperbaharui. Dalam situasi yang demikian itu, tidak ada pilihan bagi kita kecuali harus meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Generasi bangsa kita di masa akan datang harus menjadi generasi yang bermutu, generasi unggul yang setara dengan generasi muda bangsa-bangsa lain yang telah lebih maju. Keunggulan generasi yang akan datang itu sangat ditentukan oleh mutu pendidikan yang kita berikan sekarang.

Dalam pada itu, Undang-Undang Dasar mengamanatkan bahwa salah satu tugas besar yang harus kita lakukan bersama dalam alam Indonesia Merdeka adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pencerdasan kehidupan bangsa inilah kita berusaha untuk meningkatkan kualitas, harkat dan martabat kita sebagai bangsa. Undang-Undang Dasar juga mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

Saudara-saudara;

Sejak semula pembangunan kita harus berusaha untuk memeratakan dan memperluas kesempatan belajar dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan bagi rakyat kita. Hasilnya sekarang telah mulai kita rasakan bersama. Kesempatan belajar yang makin merata ini didukung pula oleh pembinaan kebudayaan nasional. Semuanya itu merupakan landasan yang penting untuk memacu pembangunan di masa yang akan datang.

Sesungguhnya, kemajuan dalam bidang pendidikan itu merupakan salah satu prestasi besar kita dalam pembangunan lahir batin yang sedang giat-giatnya kita laksanakan bersama.

Keberhasilan pembangunan tadi perlu terus kita tingkatkan dalam rangka membentuk kualitas sumber daya manusia sebagai kekuatan pokok pembangunan. Pengalaman bangsa-bangsa yang berhasil membangun juga menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan mereka antara lain disebabkan oleh kebijaksanaan pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai jenis keterampilan.

Sangatlah jelas bahwa keberhasilan pembangunan pendidikan selama PJP I telah meningkatkan kemampuan bangsa kita dalam melanjutkan pembangunan.

Namun, kita menyadari bahwa kita masih menghadapi tantangan yang besar dan makin rumit dalam dunia yang terus bergerak maju dan penuh persaingan sekarang ini.

Dalam dunia yang makin terbuka, kita hanya akan diperhitungkan jika unggul dalam penguasaan berbagai jenis keterampilan, keahlian, profesional serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kita akan dapat menggerakkan sektor-sektor industri secara lebih efisien dan produktif serta mampu bersaing di pasar dunia.

Kita menyadari bahwa kesiapan Indonesia dalam memasuki zaman ekonomi terbuka dan persaingan bebas pada awal abad ke-21 yang akan datang akan sangat produktivitas nasional. Dan peningkatan produktivitas hanya mungkin terwujud jika sumber daya manusia kita profesional dan menguasai keterampilan, keahlian serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang makin beragam.

Tandangan yang makin besar di masa akan depan hanya dapat kita atasi dengan terus menerus membangun sistem pendidikan dan kebudayaan nasional secara berkelanjutan. Karena itu, sistem Pendidikan Nasional dan Kebudayaan harus terus dibina dan dikembangkan, sehingga mampu meningkatkan keunggulan bangsa kita di tengah-tengah persaingan yang terus bertambah ketat.

Untuk itu kita harus mengambil sejumlah langkah penting.

Pertama, mempercepat pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun sehingga dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang sudah selesai. Dengan selesainya program wajib belajar itu, kekuatan kita dalam membangun masyarakat industri akan dapat kita tingkatkan.

Kedua, pengembangan pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi profesional agar disesuaikan dengan keperluan tenaga kerja terampil dan profesional pada berbagai sektor pembangunan.

Ketiga, dalam rangka peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus diperkuat pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mutlak kita perlukan untuk mencapai keunggulan bangsa di era industrialisasi.

Saudara-saudara;

Hal lain yang perlu kita perhatikan secara sungguh-sungguh adalah pengelolaan pendidikan dan kebudayaan. Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ini, paling tidak saya melihat dua hal penting yang perlu mendapat perhatian.

Yang pertama adalah peningkatan metoda dan cara kerja seluruh jajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yang kedua adalah peningkatan kemampuan aparat di daerah dalam pengelolaan dan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan pendidikan di daerahnya masing-masing.

Dengan kesempatan belajar yang makin luas, makin banyaknya tenaga terampil dan profesional di berbagai bidang serta bertambah besarnya kemampuan bangsa kita dalam menguasai ilmu pengetahuan dan tekologi, maka berarti makin siap kita memasuki era industri dan persaingan global. Semuanya itu berpangkal pada kesanggupan kita dalam mengelola pembangunan pendidikan dan kebudayaan secara efisian dan profesional.

Demikianlah beberapa hal yang ingin saya tambahkan kepada Saudara-saudara semua dalam mengikuti rapat kerja ini. Harapan saya mudah-mudahan rapat kerja ini memberi manfaat begi kehidupan pembangunan pendidikan dan kebudayaan bangsa kita.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Terima kasih

Tuesday, October 21, 2003

”Wajar 9 Tahun” Diundur
Mendiknas, "Akibat Krisis Multidimensi yang Berkepanjangan"


YOGYAKARTA, (PR).-
Krisis multidimensi yang hingga saat ini terus berlangsung membuat posisi Indonesia semakin terpuruk. Paling tidak dari satu sisi, yakni pendidikan juga sangat merasakan dampak negatif akibat terjadinya krisis tersebut. Bahkan, program wajib belajar (wajar) sembilan tahun yang semestinya berakhir tahun 2004 terpaksa tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan. Target wajar sembilan tahun tersebut terpaksa diundur sampai tahun 2008.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Malik Fadjar mengatakan itu ketika ditemui wartawan di sela-sela acara pembukaan Konferensi Internasional Religion and Science In The Post-Colonial World, di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Kamis (2/1) malam. Adanya krisis berkepanjangan, tambahnya, secara langsung telah mempengaruhi program penuntasan pendidikan umum, baik secara kualitas dan kuantitas.

"Sebelumnya kita sudah mencanangkan wajar sembilan tahun akan berahir tahun 2004, tetapi dengan krisis yang terus berlanjut ini maka penuntasan wajar juga diundur sampai 2008. Pengunduran tersebut merupakan upaya untuk lebih meningkatkan pendidikan yang ada. Ini merupakan realita dan tantangan berat yang kita hadapi," tambahnya.

Berbagai persoalan sektor pendidikan bersamaan dengan krisis multidimensi yang terus berlangsung ini, lanjutnya, seperti drop-out di daerah konflik, peningkatan sarana pendidikan serta berbagai hal lain yang erat kaitannya dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kondisi tersebut, tambah Mendiknas merupakan kenyataan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya.

"Persoalan tersebut merupakan salah satu prioritas yang harus diselesaikan karena bersifat darurat, misalnya menyangkut drop-out di daerah konflik, daerah basis miskin. Itu sasaran utama yang akan kita selesaikan. Meski demikian kita juga tidak bisa mengabaikan hal lainnya," tutur Malik Fadjar.

Lebih lanjut Mendiknas menegaskan bahwa tanggung jawab pendidikan tidak bisa apabila hanya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah sebab pendidikan merupakan persoalan dan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, keluarga juga masyarakat.

Dia mengatakan dengan diterapkannya otonomi daerah, maka juga memengaruhi sistem pengelolaan pendidikan. Pendidikan dasar dan menengah, yang semula berada di tangan pemerintah pusat, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah otonomi. Pemerintah pusat melimpahkan secara langsung persoalan operasionalnya kepada daerah.

"Perlu dipertegas persoalannya bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab keseluruhan. Konsekuensi otonomi daerah maka pengelolaan pendidikan dasar dan menengah diserahkan ke daerah. Hanya, dalam operasionalnya di daerah, baik provinsi maupun kabupaten atau kota, sangat beragam," jelas Malik Fadjar.

Untuk Jawa persoalan tersebut tidak begitu tampak karena sarana pendidikan di wilayah ini sudah hampir merata. Namun, sebaliknya untuk luar Jawa, terutama di kawasan timur Indonesia, tuturnya, masalah ketimpangan pendidikan masih sangat dirasakan.

"Untuk mengatasi adanya kesenjangan antara yang di Jawa dan luar Jawa, perlu ada penanganan secara khusus. Hal ini juga merupakan tantangan berat yang harus kita hadapi," ujarnya. (A-101)***

Sumber : Pikiran Rakyat